Mengenal Komunitas QuiQui’ Lebih Dekat

Siapa bilang merajut hanya identik dengan ‘perempuan’? Berdasarkan sejarah merajut, aktivitas ini awalnya dilakukan oleh para lelaki di sepanjang jazirah Arab. Mereka berdagang karpet dan lain-lain. Cerita lain juga menyebutkan tentara-tentara zaman dulu memelihara biri-biri di medan perang. Mereka merajut sendiri kebutuhan mereka di musim dingin dengan bulu biri-biri yang dipintal menjadi benang.

Agangs, Tulisan ini dikutip dari Soulmaks Magazine Edisi September 2013 dan kali ini Soulmaks berhasil ngobrol dengan Kak Piyo dari Komunitas Perajut Makassar QuiQui’. Bersama kakak yang awalnya terkesan serius namun ternyata asyik dan ramah ini, kami tidak hanya bercerita tentang rajut merajut saja tapi juga tentang isu sosial, perempuan dan tentu saja kota kita tercinta : Makassar.

Komunitas QuiQui’berasal dari bahasa Bugis Makassar. Makkui’-kui’ (Bugis) atau makkoi’ (Makassar) atau merenda adalah seni mengaitkan benang menggunakan jarum. Pada awalnya QuiQui’ bukan komunitas. Berikut cuplikan wawancara tentang sejarah terbentuknya komunitas QuiQui’ ini :

Cuma pertemuan beberapa teman yang ingin belajar merajut. Waktu itu kami bahkan cuma empat orang. Ada Tika, Barak, Madi dan saya sendiri. Yang mengajar namanya Eka. Kami juga kebetulan minta diajari merajut karena melihat kiriman benang yang banyak dari supplier benang di Bandung yang dialamatkan ke Kampung Buku.

Suatu hari Eka membawa temannya yang dari Bandung dan sudah kecanduan merajut. Namanya Sheny. Sheny lalu ikut mengajari kami dasar-dasar merajut. Sejak itu mulai banyak yang datang ingin belajar merajut. Karena semakin hari semakin banyak yang belajar merajut, akhirnya diputuskan bersama-sama teman-teman yang cukup intens kehadirannya untuk membentuk komunitas sekitar bulan Oktober 2011.

Setelah komunitas ini terbentuk dan berjalan, QuiQui’ memperhatikan bahwa yang datang belajar kebanyakan perempuan. Remaja, mahasiswa, ibu-ibu muda, bahkan nenek-nenek dan anak-anak ada. Isu baru perempuan kemudian muncul. Jadi selain belajar merajut di QuiQui’ juga tersisipkan obrolan dan diskusi seputar kesehatan reproduksi kewanitaan, hak asasi perempuan, otoritas tubuh dan lain-lain. Jadi tidak sekedar merajut saja. Tapi komunitas ini bukan khusus perempuan. QuiQui’ juga ingin mengkampanyekan bahwa merajut itu bukan hanya pekerjaan perempuan.

Jika Agangs punya keinginan untuk mempelajari teknik-teknik merajut, silahkan Agangs bergabung dengan komunitas ini. Dijamin pasti seru karena seni merajut bukan hanya dinikmati oleh perempuan saja, laki-lakipun bisa.

Sumber: Soulmaks (Makassar Creative Magazine)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *